Saat sedang menikmati sejuk nya weekend di Mega Mendung bersama The Azs (Azka Dan Azwar) serta ibunya tentu, (Terima kasih untuk Uwa Echi yang sudah mengajak kami.) sambil menonton acara di televisi, diatas meja tergeletak sebuah novel "The Kite Runner" judul nya (terjemahan : Pengejar Layang-layang)
tergolek menantang untuk dibaca.
Novel terakhir yang pernah ku baca "Taj Mahal" (milik Uwa Echi juga) dan "Ayat-ayat Cinta" (milik istriku). Karena ada tulisan "Best Seller", rasa ingin tahu menyeruak memancing ku untuk menyentuh nya, melihat nya lebih dekat dan menyibakkan covernya.
Ternyataaaa... novel ini membuatku benar2 tenggelam bersama kisah didalamnya, yang membuat ku terjaga kembali ke dunia ku hanyalah tawa/canda/tangis The Azs (Ibunya juga :D ), mmm lapar juga, haus juga, digigit nyamuk juga hehehehe...
Novel ini bercerita tentang Amir, Hasan, Baba, Rahim Khan, Ali, Assef, Taheri, Soraya, Sanubar dan Sohrab. Kehidupan Orang Pashtun, Hazara, sedikit Amerika dan Rusia.
Zaman sebelum, saat dan sesudah Taliban berkuasa di Afganistan.
Amir seorang anak yang haus kasih sayang ayahnya (Baba), menghabiskan masa kecil nya bersama Hassan anak Ali pelayan keluarga Baba. Ali seorang Hazara menganut Syi'ah, sedang kan Baba walaupun tidak percaya adanya Tuhan adalah seorang Pashtun menganut Sunni. Baba percaya bahwa cuma ada satu dosa, sedangkan dosa yang lain hanyalah sebuah bentuk lain dari dosa awal. Dosa itu adalah MENCURI. Ketika seseorang berbohong, maka sesungguhnya Ia mencuri kesempatan orang lain untuk mendapat kebenaran.
Hasan dan Ali menjadi contoh manusia yang teguh berpendirian, setia dan ikhlas menjalani hidup, menanggung segalanya dalam kemiskinan dan penderitaan.
Untuk mendapatkan perhatian (kasih sayang) dari Baba, Amir harus memenang kan permainan layang2, dan Hasan adalah seorang pengejar layang2 terbaik. Akhir nya Amir membuat layang2 yang terakhir, mengalahkan layang2 lainnya, dia berhasil mendapatkan sebuah lambaian tangan dari Baba, sebuah pertanda kebahagiaan. Untuk menyempurnakan kemenangan nya, Amir meminta Hasan untuk mengejar layang2 yang baru saja dikalahkannya, "Untuk mu yang keseribu kalinya..." Hasan mengejar layang2 itu.
Setelah mendapatkan layang2 itu, Hasan harus rela melepaskan kehormatannya direnggut berandal Assef, seorang keturunan Jerman. Dan Amir hanya melihat, tanpa dapat melakukan apa2, terlalu pengecut, sebuah dosa yang menghantui seumur hidup nya.
Rahim Khan adalah sahabat Baba, sangat baik pada Amir dan Hasan. Dia lah yang akhir nya menjadi penunjuk jalan untuk kembali pada kebaikan, sebuah kunci untuk menghilangkan hantu dalam hati Amir. Yang memberitahukan bahwa Hasan adalah saudara tiri Amir.
Novel ini bercerita tentang sebuah penebusan dosa, bagaimana sebuah dosa dapat membuat seseorang berbuat kebaikan sebanyak2 nya.
"Untuk mu yang keseribu kalinya..."
2008/06/09
Untuk mu yang keseribu kalinya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment